Pentingnya wirausaha memiliki literasi keuangan

literasi keuangan bagi wirausaha

Literasi keuangan sangat penting bagi individu hari ini karena pasar keuangan menjadi canggih dibandingkan dengan dua atau tiga dekade lalu. Seorang wirausaha tentu penting memiliki literasi keuangan. Keputusan terkait finansial yang harus diambil saat ini semakin kompleks, dan oleh karena itu tiap individu dan juga wirausa perlu memiliki literasi keuangan, paling tidak pada tingkat dasar.  Perkembangan industri finansial yang didukung oleh perkembangan teknologi informasi telah mengakibatkan produk finansial menjadi semakin beragam dan kompleks, serta semakin mudah untuk diakses. Semakin membaiknya layanan kesehatan telah mengakibatkan semakin panjangnya usia hidup masyarakat, yang mengakibatkan mereka perlu membuat perencana keuangan masa depan saat memasuki masa purnabakti.

Perkembangan teknologi informasi juga menjadikan beragam informasi, termasuk informasi yang terkait dengan finansial, dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Beragam informasi tersebut perlu dipilah, diorganisir, dan dianalisis agar dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan finansial yang efektif, misalnya keputusan terkait dengan investasi yang akan dilakukan, perencanaan tabungan, dan lainnya.

Bagi generasi muda, literasi finansial juga penting untuk dimiliki karena masa depan finansial sangat tidak pasti, misalnya biaya pendidikan, suku bunga kredit, harga perumahan yang semakin meningkat. Hal tersebut ditambah dengan perkembangan produk finansial yang pesat mengakibatkan setiap individu perlu memiliki literasi keuangan. Untuk mereka yang di masa lalu dianggap telah memiliki literasi keuangan yang baik, perlu terus memutakhirkan literasi keuangan yang dimiliki.

Penelitian tentang literasi keuangan mengalami peningkatan pesat sejak tahun 2009. Penyebab utama hal tersebut adalah krisis keuangan global yang dimulai pada tahun 2008. Untuk pertama kalinya pada tahun 2009, strategi nasional pendidikan keuangan diluncurkan sebagai alat kebijakan untuk melawan dampak krisis keuangan yang mengakar.

Meskipun banyak peneliti telah mendefinisikan literasi keuangan tetapi definisi tersebut bervariasi, belum terdapat konsistensi untuk definisi-definisi tersebut.sebagian definisi literasi keuangan menekankan pada aspek pengetahuan . sebagian lagi memberikan penekanan pada aspek kemampuan pengelolaan dalam mendefinisikan literasi keuangan. Keragaman definisi tersebut berakibat pada tidak adanya instrumen standar untuk mengukur literasi keuangan. Sebagian instrumen yang ada hanya mengukur aspek pengetahuan, sedangkan sebagian lagi tidak hanya mencakup aspek pengetahuan tetapi juga perilaku aktual finansial.

Literatur tentang literasi keuangan secara umum dapat dipilah menjadi kajian yang membahas tentang faktor-faktor yang memengaruhi literasi finansial dan kajian tentang dampak dari literasi finansial terhadap perilaku individu. Dalam hal perilaku, sebagian besar kajian berfokus pada dampak literasi keuangan terhadap perilaku keuangan; baik terhadap perilaku finansial secara umum maupun perilaku spesifik seperti perilaku utang, akumulasi kekayaan, perilaku menabung dan investasi, partisipasi pasar saham  dan perencanaan pensiun.

Literasi keuangan didefinisikan sebagai “pengetahuan dan pemahaman tentang konsep dan risiko keuangan, dan keterampilan, motivasi dan kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan dan pemahaman tersebut untuk membuat keputusan yang efektif di berbagai konteks keuangan, untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan individu dan masyarakat, dan untuk memungkinkan partisipasi dalam kehidupan ekonomi (OECD, 2014).

Literasi keuangan adalah tingkat di mana seseorang mengetahui istilah bisnis dan keuangan yang penting dan memiliki kemampuan dan kepastian untuk mencapai modal pribadi melalui pengambilan keputusan jangka pendek yang sesuai dan penjadwalan keuangan jangka panjang yang menyeluruh, dalam berbagai situasi ekonomi.

Literasi keuangan didefinisikan sebagai “kompetensi seseorang untuk mengelola uang”, atau, menurut definisi yang lebih komprehensif, sebagai “kombinasi kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang sehat, dan pada akhirnya mencapai kesejahteraan finansial individu” (INFE, 2012).

Orang bisa melek finansial ketika mereka memiliki pengetahuan, pemahaman dan keterampilan untuk mengurus keuangan pribadi mereka tetapi mereka tidak bisa disebut mampu secara finansial kecuali tercermin dalam perilaku mereka yang sebenarnya. Literasi keuangan dan kemampuan keuangan adalah dua konsep yang berbeda tetapi terkait. Efek gabungan dari literasi keuangan dengan inklusi keuangan membawa kemampuan keuangan, yang berarti “kemampuan untuk bertindak” serta “kesempatan untuk bertindak”. Kemampuan keuangan menghubungkan kemampuan internal (pengetahuan dan keterampilan keuangan) dan keadaan eksternal (produk dan layanan keuangan) untuk memberikan “kebebasan” yang memancing “kemampuan seseorang”.

Peningkatan jumlah wirausaha merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh banyak negara di dunia. Hal ini karena selain menghasilkan inovasi, wirausaha juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Seorang wirausaha haru memiliki literasi keuangan agar dapat menjalankan fungsinya secara layak dan efektif. Kewirausahaan adalah mengintegrasikan karakteristik pribadi, keuangan dan sumber daya, sehingga kewirausahaan adalah pekerjaan atau karir yang harus fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Wirausaha yang berhasil memiliki tingkat literasi finansial di atas rata-rata.

Literasi keuangan memungkinkan pengusaha untuk membuat keputusan yang efektif tentang pemanfaatan produk dan layanan keuangan. Pengetahuan keuangan yang dimiliki individu, diduga berpengaruh terhadap niat individu tersebut untuk menjadi wirausaha, yang memiliki karakteristik bertindak untuk mencapai misi mencari keuntungan melalui pengambilan risiko. Literasi keuangan berkontribusi terhadap keberhasilan wirausaha karena seorang wirausaha tidak hanya dituntut untuk memiliki bisnis model yang inovatif, tetapi juga mencari sumber pendanaan yang dapat mendanai bisnis model yang akan dijalankan tersebut.

Perilaku keuangan memberikan informasi tentang sejauh mana pengusaha bertanggung jawab atas keuangan dan penganggaran bisnis. Perilaku keuangan yang baik dapat menyebabkan daya saing perusahaan bisnis dalam ekonomi global sementara perilaku keuangan yang buruk akan mengakibatkan kerugian, atau bahkan kebangkrutan. Literasi keuangan secara signifikan terkait dengan perilaku keuangan seperti pembukuan, tabungan, manajemen kas, manajemen utang dan keputusan investasi yang memaksimalkan manfaat bagi pemilik bisnis wirausaha.

Literasi keuangan berperan penting dalam kelangsungan berwirausaha agar dapat melakukan penganggaran secara tepat untuk memenuhi pengeluaran, mengidentifikasi produk atau layanan keuangan yang memenuhi kebutuhannya, serta  mendapatkan dan menilai keuangan secara independen. Selain itu, literasi keuangan yang baik memungkinkan wirausaha untuk mengidentifikasi sumber dana juga diharapkan dapat mengelola keuangan untuk proses bisnis yang sukses. Dengan memiliki literasi keuangan yang baik juga dapat mempermudah akses ke lembaga keuangan.

You May Also Like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *